Sejarah Perkembangan Hard Disk Drive (HDD)
Hard Disk Drive (HDD) pertama kali dibuat dan diproduksi oleh IBM company pada tahun 1956 yang selanjutnya dikenal sebagai HDD generasi pertama (lihat gambar 2). HDD berlabel RAMAC 305 ini mempunyai kapasitas 5 Mega Bits (MB) atau 5.000.000 bits. Artinya RAMAC 305 hanya bisa menyimpan 5 juta informasi. Pada tahun 2004, Toshiba company mengeluarkan hard disk drive berlabel HDD-0.85 inchi. HDD yang berukuran kurang dari 1 inchi ini mempunyai kapasitas 4 Giga Bits (GB) atau 4 milyar bits, dan menjadi HDD terkecil di dunia
Harddisk pertama di dunia adalah 305 RAMAC (Random Access Method of Accounting And Control) besutan IBM. Dirilis pertama kali pada tahun 1956, perangkat ini sangat berat, bobotnya dalam hitungan ton dan bunyinya berisik saat bekerja. Pasalnya, harddisk kuno ini masih memerlukan kompresor udara yang letaknya terpisah
Bodi 305 RAMAC yang setara dengan dua kulkas mampu menampung 50 platter berdiameter 24 inci. Kalau ukurannya saja sebesar itu, pasti kapasitasnya juga raksasa! Ah jangan salah, kapasitas totaln si RAMAC ternyata hanya 5MB saja, tapi itu pun sudah dianggap luar biasa di masa tersebut. Jadi jangan heran kalau IBM membanderol mesin miliknya yang sempat dipakai menghitung hasil Olimpiade tahun 1960 ini dengan harga sewa hingga 35 ribu USD setahun Pada tahun 1973, muncul Winchester 3030 sebagai model pertama yang memakai teknologi float on air untuk membaca dan menulis head. Namanya diambil dari kota asal pembuatannya yakni Winchester, Inggris. Perangkat ini punya dua sisi, dan masing-masing mampu menyimpan data hingga 30MB
Lama-kelamaan, ukuran platter disk makin mengecil hingga 14 inci, lalu menyusut terus sampai 8 inci. Mereka biasanya dipasang di suatu rak perlengkapan yang bisa menampung lusinan platter magnetis itu. Ukuran harddisk tahun 70-an kira-kira seukuran mesin cuci. Di awal tahun perkembangan PC, media penyimpanan yang banyak dipilih orang adalah floppy drive atau disket. Tapi setelah IBM mengomersilkan produk XT pada tahun 1983-1984, HDD menjadi idola baru. Waktu itu diameternya masih cukup gede yakni 5,25 inci dan kualitasnya juga rendah. Tapi harddisk pertama untuk PC datang dari Seagate pada tahun 1979. diberi nama ST506, perangkat yang juga berdiameter 5,25 inci ini mendukung kapasitas 5 MB yang berarti 10x lebih efisien ketimbang RAMAC. Ukurang bodinya juga jauh lebih irit tempat. Meski awalnya hanya dibuat untuk mendukung komputer, kini HDD juga banyak dipakai untuk berbagai perangkat digital seperti video recorder, audio player, dan kamera. Selain itu, gadget yang lebih imut seperti PDA dan ponsel juga telah mengadopsinya. Perkembangan seperti lumrah terjadi di dunia teknologi, karena makin hari suatu perangkat terus dibuat makin canggih dengan ukuran makin mini. Pada tahun 2005 lalu misalnya, harddisk 0,85 inci milik Toshiba sukses dianugrahi rekor Guinness sebagai HDD paling kecil di dunia. Meski bodinya hanya segede perangko, kapasitasnya toh cukup mumpuni yakni 2GB dan 4GB.
Kini, hampir semua HDD untuk desktop menganut ukuran 3,5 inci, sedangkan untuk notebook 2,5 inci. Tapi pada awal tahun 2007, SATA dan SAS ukuran 2,5 inci sudah mulai tersedia pula untuk desktop dan server. Kekurangannya, disk yang lebih imut ini biasanya lebih lambat dan kapasitasnya juga lebih kecil. Tapi daya yang dihabiskannya lebih sedikit serta lebih toleran pula terhadap gerakan. Untuk perangkat yang lebih imut, lahirlah disk yang berukuran 1,8 inci ATA-7 LIF yang banyak diadopsi oleh audio player digital dan subnotebook. Selain mampu menyediakan kapasitas hingga 100GB, konsumsi dayanya juga sangat rendah serta anti guncangan. Sedangkan disk yang lebih mini lagi yakni 1 hingga 0,85 inci, kini lazim dipakai oleh gadget yang lebih portabel lagi seperti kamera digital dan ponsel.
Kapasitas Hard Disk
Kapasitas hard disk adalah salah satu spesifikasi komputer yang menentukan mahal atau murahnya komputer. Bisanya dalam satu HDD terdapat beberapa lempeng platter atau hard disk yang menunjukkan total kapasitas hard disk komputer. Dalam dunia ilmiah, kapasitas hard disk biasanya ditulis dalam satuan density (kerapatan) kapasitas hard disk yang disingkat BPSI (Bits per square inch) atau jumlah bit tiap 1 inchi persegi. Hal ini untuk memudahkan para penggiat teknologi di bidang hard disk dalam mengidentifikasi perkembangan kapasitas hard disk.
Secara umum perkembangan teknologi pada hard disk ada dua hal, yaitu ukuran yang semakin kecil dan kapasitas hard disk yang semakin besar. Jika dibandingkan dengan yang lainnya, perkembangan teknologi hard disk sangat cepat, salah satu parameternya adalah kapasitasnya yang meningkat secara eksponensial (lihat gambar 4). Pada tahun 2004, kapasitas hard disk di pasaran menembus angka 70 GB/square-inch (D. Weller, IEEE lecture at Nagoya University, 2004). Artinya 140 GB atau 140 milyar informasi bisa disimpan dalam 1 lempeng (platter) hard disk yang mempunyai luas 2 inchi persegi. Dari kapasitas tersebut berhasil diproduksi HDD berkapasitas beberapa ratus GB. Karena biasanya dalam satu HDD terdiri dari beberapa lempeng hard disk. Dan angka tersebut akan terus bertambah seiring dengan perkembangan teknologi di bidang hard disk. Penigkatan kapasitas hard disk berlipat dua setiap dalam rentan 1 tahun. Dengan semakin banyaknya hard disk berkapasitas besar di pasaran, biaya untuk sebuah HDD akan semakin turun.
Kapasitas hard disk (dalam Bits/inchi-persegi) sangat tergantung pada ukuran bit. Contoh, untuk memproduksi hard disk berkapasitas 250000 GB/inchi-persegi, diperlukan bit dengan ukuran kurang lebih 50 nanometer. Artinya, peningkatan kapasitas hard disk bisa didapat dengan memperkecil ukuran bit. Prinsip utama sebuah hard disk mirip dengan yang digunakan pada sebuah perekam tape atau video. Sebuah hard disk menyimpan data digital sebagai titik magnetik pada permukaan sebuah disk yang disebut bit. Sebuah bit (dimana data akan dikomposisikan sebagai bit) menyatakan nilai 0 saat disk dimagnetisasi pada satu arah, dan bernilai 1 bila arahnya berlawanan. Jadi perubahan arah magnetic pada setiap bit akan diterjemahkan sebagai kombinasi 0 dan 1. Satu bit akan menyimpan satu informasi dalam bentuk angka biner kombinasi 1 dan 0. Informasi (kombinasi angka biner 0 atau 1) berasal dari orientasi arah magnetic pada setiap bit. Perubahan (fluktuasi) arah magnetic pada bit akan menimbukan perubahan informasi. Agar informasi yang tersimpan tetap terjaga secara permanen dan hanya bisa berubah kalau dibaca atau dihapus, maka tidak boleh ada fluktuasi arah magnetic (magnetic orientation) pada bit dengan sendirinya. Untuk itu, secara fisika 1 bit harus terdiri dari puluhan bulir magnetic atau magnetic grain, dimana dari beberapa magnetic grain tersebut akan muncul resultant magnetic orientation pada satu arah tertentu. Jadi untuk memperkecil ukuran bit dengan tetap menjaga jumlah magnetic grain dalam satu bit, kapasitas hard disk besar hanya bisa didapat dengan memperkecil ukuran magnetic grain pada material hard disk. Hard disk yang beredar di pasaran saat ini terbuat dari material seperti Co-based material, Fe-based material, dan Pt-based material, yang mempunyai magnetic grain berukuran kisaran 20 ツィC 30 nanometer. Untuk mendapatkan hard disk dengan kapasitas 1 TeraBits/inchi-persegi atau 1,000,000,000,000 informasi di setiap 1 inchi-persegi, dibutuhkan bit berukuran kurang dari 20 nanometer. Dan ini hanya bisa diperoleh dari material yang mempunyai magnetic grain berukuran kurang dari 3 nanometer.Tapi masalah terbesar adalah menyangkut pada titik yang disebut batas super-paramagnetik, dimana jika ukuran magnetic grain sangat kecil fluktuasi termodinamik pada setiap magnetic grain dapat berakibat berfluktuasinya magnetic orientation pada bit dan menyebabkan data akan berubah atau hilang dengan sendirinya. Meskipun begitu, para penggiat dan pemerhati teknologi hard disk tetap optimis bahwa masa depan industri hard disk tetap cerah. Salah satu pendekatannya adalah dengan menggunakan teknologi nano-material atau nano-disk. Perkembangan nano-teknologi terutama pada industri semiconductor memberikan inspirasi bagi pemerhati hard disk untuk mencari solusi pada permasalahan di atas. Kita tunggu saja.
Hardisk
merupakan piranti penyimpanan sekunder dimana data disimpan sebagai pulsa
magnetik pada piringan metal yang berputar yang terintegrasi. Data disimpan
dalam lingkaran konsentris yang disebut track. Tiap track dibagi dalam beberapa
segment yang dikenal sebagai sector. Untuk melakukan operasi baca tulis data
dari dan ke piringan, harddisk menggunakan head untuk melakukannya, yang berada
disetiap piringan. Head inilah yang selanjut bergerak mencari sector-sector
tertentu untuk dilakukan operasi terhadapnya. Waktu yang diperlukan untuk
mencari sector disebut seek time. Setelah menemukan sector yang diinginkan,
maka head akan berputar untuk mencari track. Waktu yang diperlukan untuk mencari
track ini dinamakan latency. Harddisk merupakan media penyimpan yang didesain
untuk dapat digunakan menyimpan data dalam kapasitas yang besar. Hal ini
dilatar belakangi adanya program aplikasi yang tidak memungkinkan berada dalam
1 disket dan juga membutuhkan media penyimpan berkas yang besar misalnya
database suatu instansi. Tidak hanya itu, harddisk diharapkan juga diimbangi
dari kecepatan aksesnya. Kecepatan harddisk bila dibandingkan dengan disket
biasa, sangat jauh. Hal ini dikarenakan harddisk mempunyai mekanisme yang
berbeda dan teknologi bahan yang tentu saja lebih baik dari pada disket biasa.
Bila tanpa harddisk, dapat dibayangkan betapa banyak yang harus disediakan
untuk menyimpan data kepegawaian suatu instansi atau menyimpan program
aplikasi. Hal ini tentu saja tidak efisien. Ditambah lagi waktu pembacaannya
yang sangat lambat bila menggunakan media penyimpanan disket konvensional
tersebut.
Sejarah
Perkembangan Harddisk
Harddisk
pada awal perkembangannya didominasi oleh perusahaan raksasa yang menjadi
standard komputer yaitu IBM. Ditahun-tahun berikutnya muncul
perusahaan-perusahaan lain antara lain Seagate, Quantum, Conner sampai dengan
Hewlet Packard’s di tahun 1992. Pada awalnya teknologi yang digunakan untuk
baca/tulis, antara head baca/tulisnya dan piringan metal penyimpannya saling
menyentuh. Tetapi pada saat ini hal ini dihindari, dikarenakan kecepatan putar
harddisk saat ini yang tinggi, sentuhan pada piringan metal penyimpan justru
akan merusak fisik dari piringan tersebut.
Gambar 1
: Evolusi Teknologi Hardisk Menurut IBM
Dari
gambar tersebut dapat dilihat dari tahun 1984 sampai dengan 2006 mendatang,
perkembangan teknologi penyimpanan data berkembang cepat. Mulai dari ukuran
mikro untuk penggunaan laptop sampai ukuran normal untuk penggunaan PC Desktop.
Trend
Perkembangan HardDisk
Trend
perkembangan harddisk dapat kita amati dari beberapa karakteristik berikut :
a. Kerapatan Data/Teknologi Bahan
Merupakan ukuran teknologi bahan yang digunakan seberapa besar bit data yang
mampu disimpan dalam satu satuan persegi. Dalam hal kerapatan data dari awal
sampai sekarang terjadi evolusi yang sangat kontras. Pada awal perkembangannya
kerapannya sekitar 0.004 Gbits/in2 tetapi pada tahun 1999 labortorium IBM sudah
ada sekitar 35.3 Gbits/in2. Tetapi menurut http://www.bizspaceinfotech.com akan
diperkenalkan apa yang dinamakan TerraBit density. Harddisk pada awal
perkembangannya, bahan yang digunakan sebagai media penyimpan adalah iron
oxide. Tetapi sekarang banyak digunakan media thin film. Media ini merupakan
media yang lebih banyak menyimpan data dari pada iron oxide pada luasan yang
sama dan juga sifatnya yang lebih awet.
b. Struktur head baca/tulis
Head baca/tulis merupakan perantara antara media fisik dengan data elektronik.
Lewat head ini data ditulis ke medium fisik atau dibaca dari medium fisik. Head
akan mengubah data bit menjadi pulsa magnetik dan menuliskannya ke medium
fisik. Pada proses pembacaan data prosesnya merupakan kebalikannya. Proses baca
tulis data merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu mekanismenya juga
perlu diperhatikan. Dalam pendahuluan sebelumnya terdapat perbedaan letak fisik
head dalam operasinya. Dulu head bersentuhan fisik dengan metal penyimpan. Kini
antara head dan metal penyimpan sudah diberi jarak. Bila head bersentuhan
dengan metal penyimpan, hal ini akan menyebabkan kerusakan permanen fisik, head
yang aus, tentu saja panas akibat gesekan. Apalagi teknologi sekarang kecepatan
putar harddisk sudah sangat cepat. Selain itu teknologi head harddiskpun juga
mengalami evolusi. Evolusi head baca/tulis harddisk : Ferrite head,
Metal-In-Gap (MIG) head, Thin Film (TF) Head, (Anisotropic) Magnetoresistive
(MR/AMR) Heads, Giant Magnetoresistive (GMR) Heads dan sekarang yang digunakan
adalah Colossal Magnetoresistive (CMR) Heads. Ferrite head, merupakan teknologi
head yang paling kuno, terbuat dari inti besi yang berbentuk huruf U dan
dibungkus oleh lilitan elektromagnetis. Teknologi ini diimplementasikan pada
pertengahan tahun 1980 pada harddisk Seagate ST-251. Kebanyakan terdapat pada
harddisk yang ukurannya kurang dari 50MB. Metal-In-Gap (MIG), merupakan
penyempurnaan dari head Ferrite. Biasanya digunakan pada harddisk yang
ukurannya 50MB sampai dengan 100MB. Thin Film (TF) heads, berbeda jauh dengan
jenis head sebelumnya. Head ini dibuat dengan proses photolothografi seperti
yang digunakan pada pembuatan prosessor. (Anisotropic) Magnetoresistive
(MR/AMR) Heads, head ini digunakan untuk membaca saja. Untuk penulisannya
digunakan head jenis Thin Film. Diimplementasikan pada harddisk ukuran 1GB
sampai dengan 30GB. Giant Magnetoresistive (GMR) Heads, merupakan penemuan dari
peneliti Eropa Peter Gruenberg and Albert Fert. Digunakan pada harddisk ukuran
besar seperti 75GB dan kerapatan tinggi sekitar 10 Gbits/in2 sampai dengan 15
Gbits/in2. Karena teknologi Giant Magnetoresistive (GMR) mulai ditarik dari
pasaran, sebagai penggantinya adalah Colossal Magnetoresistive (CMR).
Kecepatan Putar Disk
Kecepatan putar
pada jaman awal sekitar 3600RPM. Dengan semakin berkembangnya teknologi,
kecepatan putar ditingkatkan menjadi 4500RPM dan 5400RPM. Karena kebutuhan
media penyimpan yang mempunyai kemampuan tinggi dibuatlah dengan kecepatan
7200RPM yang digunakan pada harddisk SCSI.
Berikut tabel kecepatan harddisk
yang diaplikasikan pada berbagai jenis interface yang berberda :
Kapasitas
Kapasitas harddisk pada saat ini sudah mencapai orde ratusan GB. Hal ini
dikarenakan teknologi bahan yang semakin baik, kerapatan data yang semakin
tinggi. Teknologi dari Western Digital saat ini telah mampu membuat harddisk
200GB dengan kecepatan 7200RPM. Sedangkan Maxtor dengan Maxtor MaxLine II-nya
yaitu harddisk berukuran 300GB dengan kecepatan 5400RPM. Beriringan dengan
transisi ke ukuran harddisk yang lebih kecil dan kapasitas yang semakin besar
terjadi penurunan dramatik dalam harga per megabyte penyimpanan, membuat
hardisk kapasitas besar tercapai harganya oleh para pemakai komputer biasa.Sistem
kontrol head Pada tiap piringan penyimpan terdapat satu head. Untuk menjangkau
tengah pinggir piringan digunakan sliders sebagai perantaranya.
Teknologi Harddisk masa depan
Harddisk
dimasa mendatang salah satunya dititik beratkan pada kecepatan akses dan
kapasitasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mereduksi komponen mekanis dari
fisik harddisknya. Komponen mekanis yang tidak mampu bekerja pada frekuensi
tinggi digeser dengan komponen yang bersifat elektris yang mampu bekerja dalam
orde MHz bahkan GHz. Dapat dilihat saat ini sudah dirilis berbagai macam media
penyimpan elektronis dalam bentuk kecil. Misalnya USB Drive dan MultiMedia
Card. Bila nantinya teknologi ini diterapkan dan dapat harganya terjangkau,
kemampuan komputer dari sisi kecepatan akses baca/tulis media penyimpan akan
meningkat pesat. Otomatis kemampuan PC Server untuk melayani request dari
client akan meningkat.
Proses Baca Hardisk
Saat sebuah sistem operasi mengirimkan data kepada hard drive untuk direkam,
drive tersebut memproses data tersebut menggunakan sebuah formula matematikal
yang kompleks yang menambahkan sebuah bit ekstra pada data tersebut.Bit
tersebut tidak memakan tempat: Di kemudian hari, saat data diambil, bit ekstra
tersebut memungkinkan drive untuk mendeteksi dan mengkoreksi kesalahan acak
yang disebabkan oleh variasi dari medan magnet di dalam drive tersebut.
Kemudian, drive tersebut menggerakkan head melalui track yang sesuai dari platter
tersebut. Waktu untuk menggerakkan head tersebut dinamakan “seek timeâ€ン. Saat berada di atas track yang
benar, drive menunggu sampai platter berputar hingga sector yang diinginkan
berada di bawah head. Jumlah waktu tersebut dinamakan “drive latencyâ€ン. Semakin pendek waktu `seek` dan
`latency`, semakin cepat drive tersebut menyelesaikan pekerjaannya. Saat
komponen elektronik drive menentukan bahwa sebuah head berada di atas sector
yang tepat untuk menulis data, drive mengirimkan pulsa elektrik pada head
tersebut. Pulsa tersebut menghasilkan sebuah medan magnetik yang mengubah
permukaan magnetik pada platter. Variasi yang terekam tersebut sekarang
mewakili sebuah data. Membaca data memerlukan beberapa proses perekaman. Drive
memposisikan bagian pembaca dari head di atas track yang sesuai, dan kemudian
menunggu sector yang tepat untuk berputar di atasnya. Saat spektrum magnetik
tertentu yang mewakili data Anda pada sector dan track yang tepat berada tepat
di atas head pembaca, komponen elektronik drive mendeteksi perubahan kecil pada
medan magnetik dan mengubahnya menjadi bit. Saat drive tersebut selesai
mengecek error pada bit dan membetulkannya jika perlu, ia kemudian mengirimkan
data tersebut pada sistem operasi.
Mekanisme Kerja Hard Disk
Proses baca
tulis dilakukan oleh lengan hd dengan media Fisik magnetikHead hardisk
melakukan konversi bits ke pulse magnetik dan menyimpannya ke dalam platters,
dan mengembalikan data jika proses pembacaan dilakukan Hard disk memiliki
“Hard platterâ€ン
yang berfungsi untuk menyimpan medan magnet.Pada dasarnya cara kerja hard disk
adalah dengan menggunakan teknik perekaman medan magnet. Cara kerja teknik
magnet tersebut memanfaatkan Iron oxide (FeO) atau karat dari besi, Ferric
oxide (Fe2O3) atau oxida lain dari besi. 2 oxida tersebut adalah zat yang
bersifat ferromagnetic , yaitu jika didekatkan ke medan magnet maka akan
ditarik secara permanen oleh zat tersebut.
source:http://duniamail.blogspot.co.id/2008/05/makalah-perkembangan-teknologi.html
KETIKA orang-orang Cina pertama kali
menemukan teknik percetakan pada abad ke-
14, mungkin ketika itu tidak terbayangkan kalau perkembangan
teknik percetakan
dewasa ini akan maju sangat pesat melebihi bayangan yang ada
pertama kali ketika
menemukan percetakan itu sendiri. Percetakan sendiri mungkin
merupakan penemuan yang paling penting pada milenium lalu, walaupun sebenarnya
dampak yang ditimbulkannya pada perekonomian global tidak terlalu besar
Sebaliknya, perkembangan jaringan Internet sendiri mungkin tidak memiliki
signifikansi yang sama dibanding dengan teknologi pencetakan (bandingkan
misalnya dengan ditemukan percetakan bergerak yang ditemukan oleh Johann
Gutenberg pada tahun 1450 yang memungkinkan Alkitab menjadi buku pertama yang
diporduksi secara massal-Red), atau dampak yang juga signifikan dibanding
dengan ditemukannya telegraf dan listrik.
Tetapi, jaringan Internet memiliki dampak ekonomi yang sangat
luas. Salah satu alasannya adalah karena semakin menurunnya secara tajam biaya
komunikasi dibanding teknologi sebelumnya, memungkinkan penggunaan secara
meluas dan mendalam melalui berbagai liku-liku perekonomian nasional dan global.
Kenyataan ini mengisyaratkan kepada kita kalau sebuah penemuan
yang tetap mahal, seperti yang terjadi pada penemuan telegraf elektronik, akan
memiliki dampak yang sangat berkurang terhadap perekonomian maupun pada
tingkatan penggunaan secara individual. Dewasa ini, berbagai bentuk pengurangan
komunikasi, baik itu secara
tertulis, oral, maupun visual, yang secara cepat berubah menjadi
sebuah rangkaian bilangan angka 1 (baca satu) dan 0 (baca nol), memiliki
kekuatan untuk mendorong
sebuah dunia yang penuh dengan pengetahuan (knowledge) yang sama
radikalnya,
setidaknya, dengan apa yang dilakukan oleh Gutenberg ketika menemukan
teknik
percetakan bergerak.
Namun demikian, berbeda dengan teknologi Gutenberg yang secara
perlahan mulai
terlihat meredup, revolusi teknologi komunikasi informasi yang
sekarang ini
mewabah di seluruh dunia, menghasilkan sebuah dunia baru yang instan
dan
berpotensi tidak terkontrol dalam komunikasi satu-per satu
individu.
Persoalan ini pun akhirnya menimbulkan berbagai pertanyaan yang
langsung ke akar berbagai
pemikiran, para orang pintar dan bijak di berbagai negeri mulai
mempertanyakan
siapa yang memiliki informasi?
Masyarakat spasial mulai tergantikan dan berada pada posisi
relokasi oleh munculnya
sebuah masyarakat semu (virtual).
Sebuah tata ekonomi internasional baru mulai menata diri di
sekitar apa yang disebut sebagai cyberspace dan menantang secara langsung
otonomi negara-bangsa.
Kalau kita kembali dan melihat ke belakang sejarah dunia,
misalnya, dampak teknologi komunikasi terhadap pelaksanaan pengembangan
kekuasaan sejak penemuan teknologi pencetakan, secara konsisten menunjukkan
adanya tantangan langsung terhadap para pemimpin di negara-negara Barat untuk
mengubah kebiasaan mereka.
Sama halnya seperti ketika berbagai teknologi ditemukan, selalu
menghasilkan perubahan dalam stratgei dan taktik peperangan.
Referensi yang paling cocok kembali lagi pada penemuan teknologi
pencetakan oleh
Johann Gutenberg pada abad ke-15.
Percetakan secara mekanikal ketika itu, "dikutuk"
sebagai "pengacau" terhadap kekuasaan dan para penguasa alami ketika
itu.
Ditemukannya teknologi percetakan, jelas telah membantu Martin
Luther untuk
langsung menantang kekuasaan Gereja Katolik, dan tentunya juga
kegagalan
kepemimpinan Paus Leo X.
Memang betul, pekerjaan Luther akan menjadi lebih sulit walaupun
ada percetakan sekali pun, kalau seandainya bukan karena tindakan seorang paus
serakah yang menjual kemewahan dan menjarah harta Vatikan.
Dalam konteks dan kecenderungan seperti yang diuraikan, kita
mencoba memahami bagaimana perkembangan teknologi percetakan yang sekarang ini
sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan revolusioner jaringan Internet dan
digitalisasi di bidang informasi dan komunikasi dengan munculnya berbagai jenis
printer di pasaran.
Kalau mengikuti logika perkembangan dan pertumbuhan ekonomi baru
dengan
teknologi komunikasi informasi sebagai penggerak utamanya, kita
pun akan mengira
kalau sebuah dunia nirkertas (paperless) akan menjadi sebuah
kenyataan di tengah
gegap gempitanya digitalisasi.
Tetapi, dan ini yang aneh, ini tidak terjadi.
Tidak ada apa yang namanya dunia nirkertas, dan bahkan
kecenderungan yang muncul adalah
digitalisasi menghasilkan lebih banyak kertas dan lebih banyak
tinta.
Ketika Kompas berada di kantor Hewlett Packard Indonesia di
kompleks pertokoan
Plaza Senayan beberapa saat lalu dan melihat sebuah printer
Deskjet 1220C (Kompas
sendiri tidak memiliki kesempatan untuk mencoba produk ini karena
terjadi product
defect ketika pertama kali mengeluarkannya dari boks Deskjet
1220C) yang bisa
dicetak di atas kertas ukuran A3 (ukuran 29,7 cm x 42 cm) dan
menanyakan apa
kegunaannya jenis printer seperti ini, salah satu salesman Hewlett
Packard dengan
seenaknya memberikan jawaban,
"Untuk proofing warna dan color matching."
Menurut Kompas ini adalah jawaban yang aneh.
Ketika diteruskan dengan pernyataan adanya jaringan Internet dan
komputerisasi di berbagai perusahaan (di biro iklan maupun percetakan,
misalnya), sehingga sebenarnya tingkatan pekerjaan untuk
menyesuaikan warna dan mata rantai cetak mencetak bisa selesai
dengan digitalisasi,
sang salesman Hewlett Packard ini pun masih dengan seenaknya
memberikan
jawaban bahwa komposisi warna pada perangkat komputer PC ada yang
RGB dan
CMYK, sehingga diperlukan printer agar tidak terjadi perbedaan
warna yang
diinginkan, misalnya, kalau biro iklan ingin memasukkan iklan
berwarna di Harian Kompas.
Jawaban sang salesman Hewlett Packard ini menjadi sulit untuk
diterima akal kalau
kita mengikuti paradigma digitalisasi dan perkembangan pesat
jaringan Internet.
Paradigma ini mengisyaratkan bahwa adanya dimensi ruang dan waktu
yang bisa
dipangkas dan menyederhanakan pekerjaan secara menyeluruh,
sekaligus dari sisi
ekonomi terciptanya penghematan.
Mengenai komposisi warna pada komputer PC antara RGB dan CMYK yang
berbeda-beda, jelas terjadi karena memang yang tidak dipikirkan penjaja printer
Hewlett Packard tadi adalah persoalan kalibrasi monitor
komputer PC pada masing-masing client harus dilakukan.
Dengan kalibrasi ini, maka warna biru 88 persen, merah 91 persen,
maupun hijau 66
persen yang diinginkan oleh biro iklan ketika akan memasang iklan
di media cetak
yang dikirim melalui file digital dengan memanfaatkan jaringan
Internet atau jaringan
kerja metropolitan berkecepatan tinggi, akan diterima sesuai
dengan permintaan
pemesan pemasangan iklan di bagian percetakan media tersebut.
Ini adalah esensi paling penting dari dunia digitalisasi dan
inter-koneksi yang sekarang terus
berkembang.
Melalui kalibrasi, warna-warna tersebut akan tetap dibaca dan
diterima
sebagai biru 88 persen, merah 91 persen, dan hijau 66 persen, dan
tidak mungkin
berubah-ubah tidak menentu.
Persaingan harga Namun demikian, terlepas dari persoalan kalibrasi
atau tidak, tulisan ini sendiri
mencoba untuk melihat dan memahami ke mana sebenarnya
kecenderungan dan arah
yang ingin ditempuh printer-printer yang tersebar luas di pasaran
sekarang ini.
Untuk jenis printer laser mungkin perkembangan yang ada sekarang
ini lebih mengarah pada
persaingan harga, ketimbang teknologi yang bisa dikembangkan lebih
jauh di luar
kualitas cetakan dan kecepatan mencetak.
Ambil saja beberapa printer laser buatan Canon, Epson, dan Hewlett
Packard yang
semuanya dijual dengan harga yang berkisar antara 275 dollar AS
sampai 365 dollar
AS.
Secara teknologi, printer laser LBP-1000 buatan Canon, EPL-5800L
buatan
Epson, maupun LaserJet 1000 buatan Hewlett Packard semuanya
memiliki teknologi
yang sepadan dengan kecepatan mencetak rata-rata di bawah 30 detik
dengan resolusi
teks antara 300-1200 dpi (dot per inch).
Pada kasus Canon LBP-1000 memang terjadi pencetakan dengan waktu
yang lebih lama karena koneksi yang disediakan antara komputer PC dilakukan
melalui sambungan paralel.
Ketika menguji kecepatan mencetak 21 halaman tulisan ini
menggunakan komputer
PC pada prosesor Pentium 4 2,2GHz, Canon LBP-1000 memerlukan waktu
yang
lebih lama pada kualitas 1.200 dpi, yaitu 02:34:989.
Sedangkan pada kualitas 600 dpi, waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan dokumen yang sama lebih cepat yaitu 02:15:780.
Sedangkan pada printer Epson EPL-5800L, dokumen 21 halaman dicetak
pada dua jenis kualitas yang berbeda (600 dpi dan 300 dpi)
masing-masing
menyesaikannya dengan selisih yang tidak begitu jauh, secara
berturut-turut
02:21:156 dan 02:20:123.
Dan pada printer LaserJet 1000 buatan HP pada kualitas
pencetakan 600 dpi dibutuhkan waktu 02:10:426.
Memang pada pencetakan teks, kecepatan 10 ppm (page per minute)
merupakan hasil
maksimum yang bisa dicapai printer laser yang ditujukan untuk
konsumen tingkat
low-end maupun bagi perusahaan skala kecil dan menengah.
Dan akhirnya, harga memang akan sangat menentukan (pada ketiga
kelas ini, printer Epson EPL-5800L
dijual di pasaran sekitar 275 dollar AS, sedangkan printer sejenis
buatan Canon dan
Hewlett Packard dijual dengan harga di atas 300 dollar AS).
Printer dengan teknologi laser tampaknya memang akan terhenti
sejenak karena di
luar kecepatan dan kualitas dpi, para produsennya mungkin tidak
berminat untuk
mengembangkan lebih jauh misalnya untuk memperbaiki kualitas
cetakan setara
dengan teknologi ink-jet yang sekarang menjadi sebuah
kecenderungan pesat dengan
semakin terintegrasinya multimedia dalam berbagai bentuk.
Jadi, pada akhirnya yang terjadi adalah persaingan pada perusahaan
printer laser mana yang bisa menghemat
biaya berbagai komponennya untuk menyediakan printer jenis ini ke
konsumen.
Cetak mencetak memang belum menjelang ajal dan menjadi industri
"sunset"
dibanding misalnya industri lain seperti fotografi atau film
seluloid yang biasa
digunakan pada kamera 35 mm.
Bagaimanapun juga, berbagai dokumen yang berkaitan dengan masalah
hukum, seperti kontrak, perjanjian kerja, dan sejenisnya,
masih tetap akan menjadi pegangan semua pihak dalam menjalankan
usahanya yang
terkait dengan pihak-pihak lain.
Alasan lainnya, memegang kertas untuk masih tetap lebih nyaman
dibanding
membaca dari layar monitor.
Pada alasan ini terkiat persoalan portabilitas, kenyamanan, dan
kebiasaan yang memang sulit untuk dicarikan penggantinya.
Mungkin perlu juga dilakukan skala penggunaan dan kebiasaan,
apakah di antara 10
orang yang memiliki PDA (Personal Digital Assistant) yang sekarang
merupakan
fenomena penting dalam perjalanan digitalisasi dan multimedia, ada
di atas lima
orang yang membaca di atas PDA-nya.
Sekarang ini menjadi sulit untuk melihat kecenderungan
cetak-mencetak di masa yang
akan datang, dan orang pun akan merasa puas dan cukup membaca
dokumen tercetak
dengan kualitas 600 dpi.
Jadi pada teknologi pencetakan jenis teks nantinya masih
tidak akan berubah banyak dibanding dengan yang ada sekarang di
pasaran.
Semakin banyak printer laser yang ditawarkan di pasaran, semakin
banyak kertas yang
dibutuhkan untuk mencetak berbagai keperluan yang tidak pernah
akan selesai.\